TUGAS 2 IDENTITAS NASIONAL
1. Masalah
identitas nasional muncul akhir–akhir ini lebih dikarenakan ke khawatiran
sebagian pihak atas semakin mengikisnya kebanggaan terhadap budaya nasional,
atribut nasional mencirikan identitas nasional. Menurut saudara mengapa
kekhawatiran itu timbul? Dan bagaimana mengatasinya?
JAWAB:
Pada zaman di
era globalisasi ini tentu saja kita ikut terbawa pada gaya hidup yang lebih
mewah atau serba canggih. Apalagi dengan munculnya berbagai macam teknologi
yang begitu pesat. Berbagai macam teknologi yang canggih dikeluarkan sedemikian
rupa demi meningkatnya harga saing. Begitu pula dengan nilai-nilai budaya yang
ada di Indonesia. Mau tidak mau nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia
semakin terkikis akibat adanya pengaruh dari budaya luar seperti teknologi,
fashion, makanan, tata cara, adat istiadat dan lain sebagainya. Sangat
disayangkan sekali bila kita ikut terpengaruh dari budaya luar padahal
nilai-nilai budaya inilah merupakan suatu identitas nasional yang perlu
dibanggakan dan perlu disebarluaskan ke seluruh pelosoki dunia.
Dengan
terkikisnya nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia, sebagai warga Indonesia
yang baik dan benar patutnya kita ikut melestarikan budaya Indonesia dan tidak
terpengaruh oleh budaya luar. Seperti contoh dalam kehidupan sehari-hari kita
dapat memakai baju Batik asli Indonesia, mengenalkan makanan-makanan khas
Indonesia ke turis-turis mancanegara, sering menyanyikan lagu kebangsaan/lagu
daerah di kesempatan-kesempatan tertentu. Dengan hal kecil tersebut kita bisa
mengatasi mengikisnya nilai-nilai budaya Indonesia terhadap bangsa lain.
(Sumber: Vita Andyani)
2.
Identitas
nasional tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui evolusi dan proses
panjang. Bagaimanakah proses pembentukan identitas nasional tersebut?
JAWAB:
Lahirnya
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan faktor
objektif, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan geografis-ekologis dan
demografis, dan faktor subjektif, yaitu faktor-faktor historis, politik,
sosial, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa itu.
Kondisi geografi
Indonesia sebagai daerah kepulauan juga ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan identitas nasional. Faktor penting lainnya yang mendorong lahirnya
identitas nasional bangsa Indonesia adalah digunakannya bahasa melayu sebagai
bangsa kebangsaan. Bahasa melayu ternyata diterima masyarakat yang sebenarnya
adalah memiliki bahasa daerah yang cukup berpengaruh dan digunakan sebagai
bahasa sehari-hari oleh masyarakat tersebut. Digunakannya bahwa melayu dalam pergaulan
antar etnis turut mempercepat tumbuhnya kesadaran kebangsaan di Indonesia dan
terciptanya identitas nasional bangsa ini.
Pencarian
identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan
perjuangan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam membangun suatu konsep “bangsa
Indonesia” yang telah begitu peradapan-peradapan luar yang mempengaruhi bangsa
Indonesia. (Sumber: http://ceritamerahputih.blogspot.com/)
3.
Wujud dari
identitas nasional antara lain adalah Patriotisme dan Nasionalisme, Jelaskan
perbedaan keduanya dan bagaimana keduanya dapat membentuk identitas nasional ?
JAWAB:
Nasionalisme adalah
sebuah ideology yang mengakomodir semangat kebangsaan. Contohnya mencintai dan
menghargai suku-suku dari bangsa dan Negara sendiri sama derajatnya,
Sedangkan Patriotisme
adalah rela berkorban untuk tanah air dan bangsanya. Contohnya berjuang merebut
kemerdekaan tanah airnya.
Untuk membentuk suatu
identitas nasional diperlukan rasa nasionalisme dan patriotism. Dengan ada rasa
yang mendalam maka akan terbentuk identitas nasional yang tidak sengaja kita
lakukan. Contohnya dengan mencintai segala macam budaya Indonesia tanpa
membeda-bedakan dengan Negara lain. Mencintai yang dimaksud ialah melestarikannya
supaya Negara lain tidah mengklaim budaya-budaya yang ada di Indonesia.
4.
Wujud negatif
dari identitas nasional adalah Chauvinisme. Jelaskan mengapa sikap ini negatif
pengaruhnya terhadap identitas nasional?
JAWAB:
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang
berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri, dan merendahkan bangsa
lain. Sikap ini dianggap negatif karena
akan bertentangan pada bangsa lain yang sering direndahkan sedangkan
mengagungkan tanah air yang berlebihan juga sangat tidak bagus. Masih perlu
banyak perbaikan dalam diri dan tanah air sendiri baru lah bisa mengagungkan tanah
air. (Sumber: http://st-times.blogspot.com/2013/10/pengertian-sukuisme-primordialisme.html?m=1
dan Vita Andyani).
5.
Terkadang
identitas nasional berseberangan dengan identitas pribadi. Bagaimana sebaiknya
menurut saudara mengharmonisasikan kedua hal tersebut sehingga bisa berjalan
berdampingan?
JAWAB:
Menurut saya, kita harus mengutamakan identitas
pribadi barulah identitas nasional. Proses terjadinya identitas diungkapkan
secara abstrak yang merupakan proses restrukturisasi segala identifikasi dan
gambaran diri dan menjadi petunjuk di masa depan, oleh sebab itu seseorang
membentuk identitas dirinya pada usia remaja akhir dengan begitu remaja akhir
dapat melihat dirinya dan tahu bagaimana bertindak untuk membentuk identitas
dirinya. Setelah tahu bagaimana dia bersikap untuk ke depannya barulah
mengedepankan identitas nasional dengan cara membudidayakan serta melestarikan
nilai-nilai budaya yang menjadi arti dari identias nasional tersebut. (Sumber:
Vita Andyani dan http://psychologymania.com/2012/09/pengertian-identitas-diri.html?m=1)
6.
Globalisasi yang
melanda dunia saat ini bisa berdampak positif dan negatif bagi identitas
nasional. Agar dapat memanfaatkan gerakan dimaksud untuk sebesar-besar
kesejahteraan masyarakat Indonesia tanpa harus mengancam identitas nasional
bangsa Indonesia, menurut Saudara apa tindakan yang harus diambil?
JAWAB:
Mengambil dampak globalisasi yang kira-kira
memberikan dampak positif bagi identitas nasional. Seperti contoh makanan
daerah nusantara yang sudah tersebar luas ke luar negeri sehingga memberikan efek
positif bagi tanah air dan dunia. Serta mengesampingkan dampak globalisasi yang
negatif. Seperti contoh fashion yang terlalu mewah atau membeli barang-barang
produk luar negeri yang mengakibatkan pengeluaran Negara semakin menipis.
(Sumber: Vita Andyani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar