Permainan nogarata/nogalasa ini, mempunyai alat
pelengkap lainnya disamping biji-biji garat/galasa, yakni kayu berbentuk
persegi empat dengan ukuran panjang ± 60-75 cm. Kayu tersebut selanjutnya
diberikan lubang sebelah masing-masing 6 buah menurut panjang dan 2 buah lobang
pada ujung lebar kayu tersebut.
Permainan garata /galasa ini mempunyai makna
sebagai alat penghibur, untuk kesenangan atau perintang waktu. Namun pada
mulanya permainan hanya biasa dimainkan pada saat duka, biasanya apabila ada
raja atau keluarga raja yang meninggal.
Alat, bahan dan cara membuat Garata/Galasa.
Yang menjadi pilihan utama adalah biji garata
biji garata yang bentuknya bundar lagi licin. Garata/galasa dalam permainan ini
adalah merupakan biji yang dapat dipindah-pindahkan. Kayu yang sengaja
dibuatkan lubang-lubang dipilh kayu yang keras tidak terbelah-belah apalagi
yang sudah tua. Biasanya kayu yang menjadi pilihan adalah jenis kayu cempaka
yang mudah dilubangi, dalam bahasa Kalili disebut kayu lepaa. Kayu yang berbentuk persegi panjang pada ujung sebelah
dibuatkan agak meruncing. Pada ujung yang agak lancip ini dibuat lubang bulat
seperti bentuk telur yang dibuat pada pertengahan lebar dan panjangnya kayu
tersebut. Pada kedua belah sisi panjang dibuatkan pula lubang berturut-turut
sejumlah 6 (enam) buah pada tiap sisi. Pada bagian tengah dibuat 2 lubang yang
panjang tempat biji garata/ galasa yang dimenangkan. Jadi tiap pemain, diberi
lubang panjang sebagai tempat menyimpan garata/ galasa yang berhasil
dimenangkan. Lubang-lubang yang membentuk telur semuanya 12 lubang, dan
lubang-lubang ini diperhalus dengan pisau tajam. Alat yang dipakai untuk
membuat alat permainan ini adalah parang, pahat, pisau.
Aturan dan Cara Bermain
Permainan ini dilaksanakan hanya pada waktu
keluarga meninggal dunia, utamanya keluarga bangsawan. Jelaslah bahwa permainan
ini berfungsi untuk menghibur pada keluarga yang berduka. Sebab dengan adanya
permainan ini, banyak anak gadis kumpul beramai-ramai sehingga suasana duka
tidak terasa mencekam keluarga yang berduka. Cara memainkan. Permainan ini
hanya dimainkan oleh perempuan yang masih gadis atau remaja. Pelaksanaan
permainan ini biasa dilaksanakan pada malam hari, dalam keadaan duduk
berhadapan. Tidak dapat dimainkan lebih dari 2 orang. Masing-masing pemain
menyiapkan kelerengnya sebanyak 36 biji. Tiap pemain berhak atas 6 lubang dan 1
lubang yang disebut kepala, dan pada 6 lubang tersebut diisi masing-masing 6
biji kelereng (garat).
Siapa yang menang dia yang mulai mengangkat
kelerengnya, (garata) dengan cara mengambil seluruh kelereng (garata) pada
lubang ujung sebelah kanannya. Tiap lubang diisi dengan 1 biji kelereng
(garata) dan berakhir pada lubang kepala pada sebelah kiri. Kalau berakhir pada
lubang kepalanya, maka ia mesih berhak mengangkat kelerengnya, dan apabila
kelereng pada lubang lawan atau lubangnya sendiri, maka seluruh kelereng
(garata), yang berada di lubang tersebut diangkat dan kembali diisi pada setiap
lubang.
Permainan ini memerlukan permainan yang mantap
untuk mencocokan jumlah kelereng (garata) yang ada dengan jumlah lubang, dan
beberapa kali diangkat, sehingga tidak jatuh pada lubang yang kosong. Kalau
pemain yang sudah mahir sekali biasanya tidak terjadi pergantian sampai
kelereng (garata) lawan jatuh pada lubang dan lubang kepalanya. Dengan demikian
maka perhitungannya lawan dinyatakan kalah, dan kembali diulang lagi permainan
dengan cara mengadakan lagi suit.
Sumber
Bacaan :
- Perpustakaan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah
- http://telukpalu.com
- http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/15/permainan-tradisional-anak-anak-suku-kaili-sulawesi-tengah-i-permainan-garata-galasa/
- Perpustakaan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah
- http://telukpalu.com
- http://sosbud.kompasiana.com/2011/06/15/permainan-tradisional-anak-anak-suku-kaili-sulawesi-tengah-i-permainan-garata-galasa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar