Nama : Vita Andyani
NPM : 17212611
Kelas : 3EA24
PENALARAN
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua
jenis yaitu :
INDUKTIF
Paragraf Induktif adalah
paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk
menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas. Ciri-ciri
paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf.
Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri
dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda
sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
Ciri-ciri Paragraf Induktif
- Terlebih dahulu menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus.
- Kemudian, menarik
kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kesimpulan terdapat di
akhir paragraph.
- Menemukan Kalimat Utama,
Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraph.
- Gagasan Utama terdapat pada
kalimat utama.
- Kalimat penjelas terletak
sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
- Kalimat penjelas merupakan
kalimat yang mendukung gagasa utama.
Contoh :
-
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan.
-
Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan.
Kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan.
DEDUKTIF
Deduktif
adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat
umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang
bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf
yang kalimat utamanya berada di
depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang
Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar
sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau
belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal
di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang
tidak dikuasai dicari di buku.
Kalimat utama dari paragraph adalah
kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai
dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses penalaran, kita
dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori.
Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses
penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut tim
balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau
cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu
dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau
mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran
mempunyai ciri-ciri yaitu :
1. Dilakukan dengan sadar.
2. Didasarkan oleh sesuatu yang
sudah d ketahui.
3. Sistematis.
4. Terarah dan bertujuan.
5. Menghasilkan kesimpulan
yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru.
6. Sadar tujuan.
7. Premis berupa pengalaman,
pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan.
8. Pola pemikiran tertentu.
9. Sifat empiris nasional.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c) kesalahan analogi.
2.
Kesalahan deduktif
dapat disebabkan :
a)
kesalahan karena
premis mayor tidak dibatasi;
b)
kesalahan karena
adanya term keempat;
c)
kesalahan karena
kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d)
kesalahan karena
adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar
itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1. Gagasan,
2. Pikiran,
3. Kepercayaan,
4. Simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan
kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang
terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang
menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi
karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan
tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang
berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini
akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan
karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses
penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Syarat-syarat kebenaran
dalam penalaran
Jika seseorang melakukan
penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan
sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material.
Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang
dijadikan sebagai premis tepat.
Penaralan INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif terkait dengan empirisme. Secara
impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang
tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah
bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun
suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh
Penalaran Induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan.
Macam – Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai
dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum.
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian
besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta,
contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari
sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum
menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena
sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh
daerah di Indonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam
struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa
Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum
lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga
belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta –
fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
· Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan,
platina memuai.
Macam – macam generalisasi : ·
Generalisasi
Sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
Generalisasi
Tidak Sempurna
Adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau
sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk
membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk
kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi
generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.
b. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan
dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan
hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika
sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang
lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita
didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada
dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari
hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses
penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan
sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan
kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:
Kita banyak tertarik dengan
planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi
anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi.
Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada.
Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi.
Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
· Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada
udara, tumbuhan akan hidup.
· Untuk menjadi seorang penari
professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya
dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan
latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari
maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
c.
Hubungan akibat sebab
Hubungan akibat sebab merupakan
suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap
sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah
menimbulkan akibat tadi.
Contoh :
Masalah pengangguran merupakan
masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu
diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars
berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media
cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor
yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau
rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran
diibukota.
· Jika
ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Penalaran
DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah proses
penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku
khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini
disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni
dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang
lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai
suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Macam
– Macam Penalaran Deduktif:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah
pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan
pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah
sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi
dan penalaran Deduktif.
-
Penalaran
Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran
Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan
akibat–sebab.
-
Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya
disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan
Entinem.
Sumber : http://adammaulanaaa.blogspot.com/2013/04/penalaran-dan-pengertian.html