Penemuan
T-Box Application to Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking
Room
Oleh Siswa SMAN 3 Semarang
(Ubah Asap Rokok menjadi Oksigen)
Disusun oleh :
Vita Andyani
17212611
3EA24
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
2014
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Sangat memprihatinkan
disini karena kebiasaan merokok sudah tersebar atau dapat kita jumpai di
berbagai kalangan seperti orang tua, remaja, bahkan anak-anak atau pelajar sudah
ada yang mencoba rokok.
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang
8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya.
Bagi banyak pelajar
mencoba menghisap rokok disebabkan berbagai faktor, dari mulai hanya
mencoba-coba, sampai ikut-ikutan teman. Padahal berbagai penelitian menyebutkan
menghisap rokok sangatlah berbahaya bagi si perokok aktif jika merokok di
lingkungan sekitar yang banyak menghirup udara dari asap rokok tersebut
(perokok pasif). Bahkan penelitian juga menyebutkan risiko lebih besar ada pada
perokok pasif. Karena asap yang dihasilkan dari rokok tersebut menghasilkan gas
beracun yang menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan.
Maka dari itu pelajar dari
SMAN 3 Semarang berfikir untuk menghasilkan sebuah inovasi dengan menemukan Box Application to
Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking Room yaitu mengubah
asap rokok menjadi oksigen yang berguna menghisap asap rokok masuk ke dalam mesin yang sudah dirangkai komponen
dan dikeluarkan sebagai oksigen.
Penemu T-Box Application
to Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking Room oleh Siswa SMAN 3
Semarang
Dua siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3
Semarang menciptakan alat pengubah asap rokok menjadi oksigen yang memenangi
International Exhibition for Young Inventors (IEIY) 2012 di Bangkok, Thailand.
"Alat itu kami namakan T-Box Application to
Reduce the Danger Impact of CO dan CO2 in Smoking Room," kata Hermawan
Maulana, salah satu siswa SMA Negeri 3 Semarang pemenang IEIY 2012 saat ditemui
di Semarang, Rabu (4/7/2012).
Didampingi Zihramma Afdi, rekannya satu tim,
Hermawan mengatakan bahwa mereka memiliki ide membuat alat untuk memfilter
karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen itu diawali kegelisahannya melihat para
perokok yang kian banyak.
Putra pasangan Suwaji dan Setijawati Noegraheni itu
mengungkapkan bahwa sekarang memang sudah banyak disediakan ruang untuk merokok
(smoking room).
Namun, tidak banyak dimanfaatkan karena ruangan akan menjadi penuh asap.
Dengan alat tersebut, kata dia, asap rokok yang mengandung
CO2 akan diurai menjadi oksigen, kemudian oksigen dialirkan kembali ke smoking
room, sehingga fasilitas itu bisa
dimanfaatkan secara maksimal oleh perokok.
"Minimal, perokok ’betah’ di smoking
room dan tak merokok sembarangan sehingga
tidak mengganggu orang lain. Kami ciptakan ini karena belum mampu mengurangi
jumlah perokok," kata remaja kelahiran Pekanbaru, 24 Mei 1996 itu.
Berkaitan dengan cara kerja alat itu, giliran Afdi
yang menjelaskan bahwa alat yang semula dinamai "Carbofil
Application" itu bekerja menghisap asap rokok masuk ke dalam mesin yang
sudah dirangkai komponen.
"Di dalam alat ini, asap rokok akan diurai
menjadi oksigen kemudian dialirkan kembali. Selain oksigen, filterisasi juga
meninggalkan karbon. Namun, karbonnya berbentuk padat yang bisa dimanfaatkan
kembali," katanya.
Afdi mengakui bahwa mereka sempat tidak percaya
diri tatkala alat itu diadu dengan hasil penemuan siswa dari berbagai negara,
apalagi mereka ditempatkan di stan yang letaknya berdampingan dengan siswa dari
Jepang.
Namun, kata putra pasangan Abdul Hafid dan Ninik
Budi yang lahir di Grobogan, 17 Februari 1995 itu, alat ciptaan mereka ternyata
mampu mengalahkan penemuan-penemuan dari siswa berbagai negara di ajang
tersebut.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Semarang Hari
Waluyo mengaku bangga dengan prestasi siswanya dalam ajang yang berlangsung di
Bangkok pada tanggal 28 Juni - 1 Juli 2012 dan mampu mengalahkan peserta dari
berbagai negara.
"Mereka berhasil mengalahkan pesaingnya dari
China, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Taiwan, dan Jepang.
Kedua siswa ini duduk di kelas XI IPA, mereka bisa menjadi teladan adik-adik
kelasnya," katanya.
Selain kedua siswa SMA Negeri 3 Semarang, medali
emas di ajang sama diperoleh oleh siswa dari SMP Petra Surabaya dengan
inovasi Water Coated Helmet. Siswa
SMA Negeri 2 Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Manyar, Gresik meraih perunggu.
Mini
Multi Commander, karya Dini
Esfandiari dan Shofi Delaila Herdi dari SMA Semesta Semarang dan
"Jarimatika Game" karya Nur Chabibur Rohim, Muhammad Asrori, dan
Risang Yogardi dari SMK Negeri 1 Tengaran meraih "Special Award".
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar