SURAT
I. Sejarah Surat
Berdasarkan sejarah, surat sudah
ada ketika manusia menemukan simbol atau tulisan. Ya walaupun masih dalam
bentuk sederhana. Kegiatan surat-menyurat di Indonesia sendiri telah dimulai
jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, yakni pada masa Kutai, Tarumanegara,
Majapahit, Pajajran, Sriwijaya, dan Mataram. Bentuk surat pada zaman itu pun
masih tergolong sederhana yaitu berupa kulit kayu, potongan bambu, daun lontar
dan kulit binatang.
Kegiatan surat-menyurat modern
pun berkembang ketika kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia yang dipelopori oleh
Belanda di abad 17-18an. Kegiatan pos semakin lancar, Setelah pembuatan Jalan
Raya Pos (de Grote Postweg) dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1000 km pada
tahun 1809 atas perintah gubernur jendral Herman William Deandels. Hal tersebut
menyebabkan tempuh pos dari Jawa Barat ke Jawa Timur yang sebelumnya memakan
waktu 40 hari, diperpendek menjadi 6 hari.
Penggagasan perangko yang
dipelopori oleh inggris pada tahun 1840 membuka zaman baru dalam bidang
pertarifan pos. Belanda yang pada saat itu menduduki Indonesia mengikuti jejak
Inggris dengan membuat perangko yang bergambar Raja Willem III di tahun 1852.
Perkembangan kegiatan surat-menyurat pun berkembang pesat di tanah air
Indonesia. Pemerintah kolonial Belanda akhirnya menyediakan banyak kantor pos
di berbagai kota besar di Indonesia serta menyediakan banyak kotak pos. Kantor
pos merupakan salah satu tempat paling sibuk ketika itu.
Walaupun fungsi surat sudah
sedikit tergeser oleh kemajuan teknologi seperti telepon maupun internet,
tetapi peran surat sebagai alat telekomunikasi masih banyak digunakan sampai
sekarang. Begitu juga peran kantor pos yang dahulu merupakan tempat paling
sibuk berubah menjadi tempat berbagai fungsi dari sebagai tempat pembayaran
maupun pengiriman-penerimaan uang.
II. Pengertian Surat
Surat merupakan alat komunikasi
yang disampaikan secara tertulis, berisi bahan informasi berupa berita,
laporan, pemberitahuan, perintah, pesanan, keputusan, undangan dan permohonan,
yang lazimnya harus dikirimkan atau disampaikan kepada pihak lain. Ada juga
yang mengatakan bahwa surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.
III. Fungsi Surat
Sebagaimana kita pahami
penjelasan di atas mengenai pengertian surat, kita bisa mengambil salah satu
fungsi dari surat itu sendiri sebagai alat komunikasi. Tapi bukan itu saja
fungsi surat, ada beberapa fungsi surat diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Surat sebagai sarana komunikasi.
b) Surat sebagai alat menyampaikan pemberitahuan, permintaan, permohonan, buah pikiran ataupun gagasan.
c) Surat sebagai alat bukti tertulis, misalkan surat perjanjian.
d) Surat sebagai alat untuk mengingat, misalkan surat yang diarsipkan.
e) Surat sebagai pedoman kerja, misalkan surat keputusan dan surat perintah.
f) Surat sebagai historis.
a) Surat sebagai sarana komunikasi.
b) Surat sebagai alat menyampaikan pemberitahuan, permintaan, permohonan, buah pikiran ataupun gagasan.
c) Surat sebagai alat bukti tertulis, misalkan surat perjanjian.
d) Surat sebagai alat untuk mengingat, misalkan surat yang diarsipkan.
e) Surat sebagai pedoman kerja, misalkan surat keputusan dan surat perintah.
f) Surat sebagai historis.
IV. Syarat Surat
Untuk menyusun surat yang baik,
penulis harus mengindahkan hal-hal berikut:
1. Menetapkan lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang ingin disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.
2. Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
3. Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis, teratur dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar, sopan, dan mudah ditangkap pembaca.
4. Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim, lebih-lebih yang tidak biasa atau singkatan bentuk sendiri.
5. Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagiannya.
6. Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda baca sebagaimana digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah dalamBahasaIndonesia.
1. Menetapkan lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang ingin disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.
2. Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
3. Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis, teratur dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar, sopan, dan mudah ditangkap pembaca.
4. Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim, lebih-lebih yang tidak biasa atau singkatan bentuk sendiri.
5. Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagiannya.
6. Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda baca sebagaimana digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah dalamBahasaIndonesia.
Syarat lain yang harus dipenuhi
dalam menyusun surat yang baik ialah :
a. memahami kedudukan masalah
yang dikemukakan;
b. memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan masalah itu;
c. mengetahui posisi dan bidang tugasnya;
d. hal-hal yang terkait dengan ketatausahaan.
b. memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan masalah itu;
c. mengetahui posisi dan bidang tugasnya;
d. hal-hal yang terkait dengan ketatausahaan.
V. Bahasa Surat
Pada hakekatnya surat itu adalah suatu karangan yang berupa perumusan dalam bentuk tertulis tentang pernyataan, pemikiran, permintaan, atau hal-hal yang ingin disampaikan kepada pihak penerima surat. Karena surat sebagai karangan, maka suratpun harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai penyusunan karangan ataupun komposisi seperti tema, tata bahasa, kalimat, alinea, gaya bahasa dan penggunaan tanda baca. Sebagai karangan surat dapat disusun secara :
Pada hakekatnya surat itu adalah suatu karangan yang berupa perumusan dalam bentuk tertulis tentang pernyataan, pemikiran, permintaan, atau hal-hal yang ingin disampaikan kepada pihak penerima surat. Karena surat sebagai karangan, maka suratpun harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai penyusunan karangan ataupun komposisi seperti tema, tata bahasa, kalimat, alinea, gaya bahasa dan penggunaan tanda baca. Sebagai karangan surat dapat disusun secara :
1. Deduktif yaitu dimana penulis
terlebih dulu melaporkan pokok permasalahannya, kemudian baru dikemukakan
penjelasannya atau alasan-alasannya.
2. Induktif adalah penyusunan kalimat-kalimat dimana terlebih dulu dikemukakan alasan-alasannya, baru kemudian melaporkan pokok-pokok masalahnya.
2. Induktif adalah penyusunan kalimat-kalimat dimana terlebih dulu dikemukakan alasan-alasannya, baru kemudian melaporkan pokok-pokok masalahnya.
VI. Bagian-Bagian Surat
Sebuah surat terdiri dari
bagian-bagian surat yang disusun menurut bentuk atau format tertentu yang telah
disepakati. Apabila disebut secara utuh atau menyeluruh, bagian-bagian surat
itu terdiri dari:
a) Kepala surat
b) Tanggal surat
c) Nomor surat
d) Lampiran surat
e) Hal atau perihal surat
f) Alamat dalam
g) Salam pembuka
h) Isi surat
i) Salam penutup
j) Nama jabatan
k) Nama terang dan NIP
l) Tembusan
m) Inisial
a) Kepala surat
b) Tanggal surat
c) Nomor surat
d) Lampiran surat
e) Hal atau perihal surat
f) Alamat dalam
g) Salam pembuka
h) Isi surat
i) Salam penutup
j) Nama jabatan
k) Nama terang dan NIP
l) Tembusan
m) Inisial
CURRICULUM VITAE
I. Pengertian Curriculum Vitae
Curriculum vitae adalah deskripsi
tertulis tentang pengalaman kerja anda, latar belakang pendidikan, dan
keterampilan. Juga disebut CV, atau hanya vitae, itu lebih rinci dari resume
dan umumnya digunakan oleh mereka yang mencari pekerjaan di luar AS dan
Australia. Sebuah curriculum vitae juga digunakan oleh seseorang mencari
pekerjaan akademis, yaitu di college atau universitas.
II. Manfaat Curiculum Vitae
Manfaat curiculum vitae adalah
menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri dan sebagainya. Dengan
CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang akan dapat mengetahui
dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah diberikan, serta dapat
memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan – kegiatan atau dari
spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan kata lain manfaat CV
menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.
III. Susunan Curiculum Vitae :
1. Data Pribadi
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
2. Pendidikan
Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
3. Pengalaman Kerja
Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.
Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.
4. Skill Yang Dimiliki
Seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.
5. Training Yang Pernah Diikuti
Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
6. Prestasi
Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
7. Kegiatan
Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi waktu dan memiliki hubungan sosial yang lebih luas, tidak hanya sebatas di lingkungan pekerjaan.
Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi waktu dan memiliki hubungan sosial yang lebih luas, tidak hanya sebatas di lingkungan pekerjaan.